Catatan

Tunjukkan catatan dari September, 2023

Pejabat Sawan Rakyat Mumang

Imej
Pejabat ka sawan Mereka bukan bermusyawarah tapi bertengkar sesama sendiri  kapan bisa selesai masalah kalau hanya memperlebar jurang perbedaan bukan mencari persamaan   Sungguh Allah telah bagi nikmat yang 'special'. Allah telah menerima doa kita sehingga kita terlepas dari huru - hara konflik yang menyakitkan. Rasa -rasanya tak ingin kita terulang ke masa silam itu lagi. Tapi sayang, sampai ke sudah kita lalai, kita semakin berpecah. Seharusnya kita dengan  mendapat nikmat yang 'special' dan jarang dimiliki bangsa lain, maka bersungguhlah lagi, tetaplah taat setia pada JANJI PERJUANGA dan yang paling penting kita tetap bersatu karena hanya dengan persatuan kita boleh mencapai tujuan. Masalah besar pada kita adalah, dulu kita sama - sama berjalan tanpa di komando melakukan perjuangan sehingga hampir mencapai pada titik puncak, tapi sekarang kita jalan sendiri - sendiri. Baru sedikit nikmat yang kita rasakan, lupa pada tujuan perjuangan yang masih panjang. Persatuan kit

Terapkan Qanun Ada Imum Malah Membantah

Imej
Kemarin petang 8 September saya baru pulang dari Jawa, ada yang memberi tahu saya, ada seekor kambing di gorok lehernya, saya buat konfirmasi dengan salah satu warga memang benar kejadian itu ada. Informasi beredar awalnya saya disyakki sebagai pelaku. Lebih 3 bulan saya buat kerja di kp. Jawa Lhokseumawe, sayapun terkejut mendengarnya, saya tidak cukup masa untuk membuat perbuatan aniaya itu, banyak kerja lain yang sangat mendesak yang perlu saya lakukan. Belakangan ada lembu di tetak, baru - baru ini ada kambing di gorok. Kita tidak setuju dengan tindakan seperti itu. Tapi jika kita sudah kasih tahu berkali - kali pada pemiliknya namun pemiliknya buat tak tahu, kesabaran mungkin ada batasnya. Pemilik hewan ternak melepas hewan peliharaannya kemudian pergi menemani pemilik  warung kopi bukan mencari rumput. Mereka membiarkan hewan ternak, ini sudah sangat mengganggu. "Me sibak campli hanjeat le ta pula". Ke mana sudah pergi program desa tangguh. Mengingat kejadian seperti in

Misteri Besi Tua Desa Nga

Imej
Gambar ilustrasi: Mesin bajak tanah sawah di desa Nga terbiar jadi besi tua. Ada yang aneh kenapa tidak digunakan Kebetulan saya duduk di sebuah warung kopi di kampung desa sekitar Meurah Mulia. Datang seorang tengku menawarkan satu unit traktor bekas tapi baru belum pernah di pakai. Tengku itu menyebut traktor itu adalah barang hibah dari pemerintah. Diberikan kepada kelompok tani. Itu orang punya kerja cari makan, saya hanya bisa berkata dalam hati "itulah kerja orang kita, minta mengatasnamakan rakyat, sudah dapat , diam - diam jual." Padahal kalau traktor ini digunakan secara bersama hasilnya bisa mengurangkan kos produksi bagi petani. Perkara seperti ini tidak boleh didhahirkan kalau tidak setuju ianya cukup dalam hati. Silap - silap kita bisa dikucilkan bahkan di anggap sebok ngurusin urusan orang lain.  Di saat ekonomi yang sedang hancur sehancur - hancurnya kami rakyat sangat membutuhkan bantuan modal baik itu berupa alat kerja. Kami sangat berharap ada satu tractor y

Apa Strategi PA Kibar Bendera Aceh

Imej
Jika tanah kenebah indatu ini Nanggroe sinambong maka bendera Alam Pedeueng dengan tanah warna merah inilah sebagai bendera aslinya. Bendera ini dinaikkan secara resmi oleh kerajaan Aceh yang telah disatukan dari kerajaan-kerajaan kecil lama oleh Sulthan Ali Mughayatsyah pada akhir abad XV.  Tulis Muhammad Nazar , beliau menambahkan, Jika Aceh sekarang tidak lagi dianggap sebagai Nanggroe sinambong maka bendera apa saja tentu tidak masalah, karena dilepaskan dari sejarah lama Mereka membagikan secara gratis bendera merah putih kepada masyarakat. Dan mereka memilih anak - anak usia dini sebagai sasaran untuk menyampaikan program cinta bendera merah putih. Perjuangan mereka tidak terputus dan ada target yang hendak di capai di masa akan datang, walaupun diantara sesama mereka ada perbedaan kepentingan, namun urusan bangsa tidak mereka gadaikan. MoU Helsinki bukan perkara yang perlu mereka selesaikan. Bahkan lebih berhajat untuk membiarkan sehingga gagal dan menghilang di fikiran generasi

Program Desa Tangguh, Masyarakat Banyak Habiskan Waktu di Warung Kopi

Imej
Banyak DANA DESA di habiskan untuk program DESA TANGGUH, kami setengah masyarakat me sibak campli han jeat ta pula, bacut silap ka jet ke umpen kameng ureang kaya.  Apa untungnya Program DESA TANGGUH sedang  masyarakat tidak dapat mengambil manfaat. Satu ketika dahulu di bulan puasa kami masuk ke kampung  di sekitar tepi sungai Geudong untuk mencari ubi kayu. Ubi ini kemudian kami proses jadi tapai ubi, kemudian kami distribusikan ke penjual es campur dan sebahagian kami suply ke penjual di pasar inpres Lhokseumawe. Mereka menanam ubi sangat luas, hasilnya boleh menambah pendapatan keluarga dan juga dapat menambah bahan makanan. Setelah di panen ubinya, daunnya masih boleh di jual dan atau dibuat sayur untuk dimakan. Bagi yang kreatif lagi rajin ada yang menanam cabe, jagung dan lain - lain. "Di kampung kami mudah untuk bertanam karena hewan ternak tidak di lepas sembarangan." Kata pemilik kebun. Waktu itu setiap hari kami beli antara 30 sampai 50 kilo  per hari. "Kenapa