Program Desa Tangguh, Masyarakat Banyak Habiskan Waktu di Warung Kopi
Banyak DANA DESA di habiskan untuk program DESA TANGGUH, kami setengah masyarakat me sibak campli han jeat ta pula, bacut silap ka jet ke umpen kameng ureang kaya. |
Apa untungnya Program DESA TANGGUH sedang masyarakat tidak dapat mengambil manfaat.
Satu ketika dahulu di bulan puasa kami masuk ke kampung di sekitar tepi sungai Geudong untuk mencari ubi kayu. Ubi ini kemudian kami proses jadi tapai ubi, kemudian kami distribusikan ke penjual es campur dan sebahagian kami suply ke penjual di pasar inpres Lhokseumawe.
Mereka menanam ubi sangat luas, hasilnya boleh menambah pendapatan keluarga dan juga dapat menambah bahan makanan. Setelah di panen ubinya, daunnya masih boleh di jual dan atau dibuat sayur untuk dimakan. Bagi yang kreatif lagi rajin ada yang menanam cabe, jagung dan lain - lain.
"Di kampung kami mudah untuk bertanam karena hewan ternak tidak di lepas sembarangan." Kata pemilik kebun. Waktu itu setiap hari kami beli antara 30 sampai 50 kilo per hari. "Kenapa boleh, siapa yang memperkuat qanun ketertiban hewan ternak ?", tanya kami. "Ya, masyarakat itu sendiri dipimpin oleh kepala desa dan kaki tangannya", jawab pemilik kebun.
Kebetulan satu ketika saya duk-sangak (nongkrong, red) di lapak jual buah simpang berhampiran polsek Meurah Mulia. Anggota polisi sedang mengikat tangkapan kambing dan lembu yang di tangkap warga sekitar. Polsek waktu itu sedang menerapkan qanun ketertiban hewan ternak ( klik disini untuk membaca lebih lanjut)
Dengan pantas ada mulut yang berkata: "Apa polisi itu buat kerja yang bukan - bukan. Kalau berani cuba tangkap kambing saya, hana utak. Segelintir masyarakat sekitar desa Nga, melepas hewan ternak, terus pemiliknya pergi menemani pemilik warung bukan pergi cari rumput.
Banyak DANA DESA di habiskan untuk program DESA TANGGUH, kami setengah masyarakat me sibak campli han jeat ta pula, bacut silap ka jet ke umpen kameng ureang kaya.
Berapa lama sudah kita di sekitar irigasi kruang Pase tidak tanam padi, berapa waktu telah habis dan sia - sia. Padahal kita bisa tanam tanaman pengganti. Paling tidak kita bisa memanfaatkan pekarangan rumah. Harga cabe sekarang antara 40 hingga 60 ribu/kg. Harga padi tak lebih dari 5 ribu/ kg.
Kami mohon pada penguasa untuk memperkuat qanun ketertiban hewan ternak. Jangan sampai cabe untuk masak saja harus kita beli padahal tanaman ini bisa di tanam di pekarangan rumah. (ib)
aduanwargakita@gmail.com
Ulasan
Catat Ulasan