Tak Ada Pilihan Terpaksa Berani Sama Lembu
Menurut informasi dari masyarakat bahwa petani di desa Sebelah mempunyai harapan besar kalau tanaman padinya dapat di panen walaupun musim hujan sudah di penghujung.
Seperti kata orang tua - tua dahulu kalau kita mahu berusaha tak dapat banyak sedikit mesti dapat. Kalau pun tak dapat juga, yang penting kita sudah berusaha.
Namun yang membuat petani di desa Sebelah merasa geram, selalu saja masyarakat SebelahNya melepas hewan ternaknya.
Di kasih tanda sudah, di beri tahupun sudah. Berbicara sama pemilik, lebih kurang ngomong sama batu. Satu ketika rasa geram tak dapat terbendung lagi, akhirnya terpaksa parang yang berbicara.
Apakah peternak tidak tahu kalau melepas hewan peliharaan itu secara sembarangan sehingga merugikan orang lain itu adalah salah. Ataukah memang tidak ada aturan sama sekali, atau masyarakatnya yang batat.
Didalam kitab perukunan Melayu disebutkan, orang - orang yang dhalim sesama makhluk, membinasakan binatang dapat membinasakankan iman sipelakunya. Di akhirat nanti hewan yang terdhalimi bangkit meminta keadilan di hadapan Allah*
Kita kadang serba salah, mendiamkan kita jadi rugi, ta pegah bak po jih, got ta pegah hana got ji dengo. Bahkan na yang di ancam teh lom "kapreh ku somprot pade keh Ngon rond - up".
Hewan mempunyai hak hidup yang sama. Tapi manusia memperlakukannya kejam. Oleh karena bantuan supaya qanun ditegakkan sangat kami harapkan.
Ibnuhajar Nurdin
aduankita@gmail.com
Ulasan
Catat Ulasan