Tunjuk Pihak Lain Atur Pasar Inpres Tak Lagi Strategis

Di tahun 1995 penulis sering belanja ke Pasar Inpres Lhokseumawe, penulis melihat pedagang sangat berleluasa menyusun barang dagangan karena mereka pedagang menempati lapak kira kira 3 sampai 4 meter persegi.

Sudah sekian lama absen sekitar tahun 2015 penulis datang melihat - lihat lapak - lapak di Pasar Inpres itu ada yang semakin besar dan ada yang makin kecil sampai - sampai tak bisa lagi di buat untuk berniaga. 

Begitulah jika pengaturannya di harapkan kepada pihak - pihak yang tidak bertanggung jawab, mereka bukan memajukan tapi hanya mementingkan kepentingan sendiri.

Seorang ibu - ibu mendapat lapak dari orang ketiga bukan langsung dari Disperindag  itupun ganti rugi yang mahal sekali, sudahlah mahal ukurannya pun kurang dari 2 x 2 meter. Ukuran yang sempit itu paling boleh jual kangkung yang di petik dari paret - paret atau sawah - sawah.

Ketika musim kemarau jangankan kangkung rumputpun tak ada barang. Terpaksa ibu - ibu ini menjual gorengan. Barang lain tak sesuai karena mengingat lapak hanya kurang dari 2 x 2, itu pun sudah termasuk ruang tempat kita berdiri jadi tinggallah 1 x 2 meter saja untuk tempat barang.

Maklumlah, semua orang mahu jadi pengatur tapi ketika ada kesempatan mereka tak tahu buat  kerja. Pasar Inpres terletak di wilayah kota Lhokseumawe. Lihat saja bagaimana semerauwutnya Pasar Inpres. Tempat jualan dijadikan tempat tinggal, tempat parking dijadikan tempat jualan, sampai - sampai di atas parit di jadikan kios jualan, sehingga dapat menimbulkan kemacetan jalan, yang lebih parah lagi sampai menutupi pedagang yang di dalam . Akibatnya Pasar Inpres tidak lagi srategis.



Covid19 tidak terlalu berpengaruh buruk, tapi setelah terbakar Pasar Inpres membuat peniaga kacau  aduankita.web.id



Covid19 tidak memberi kesan terlalu buruk, tapi tak lama kemudia Pasar Inpres di bakar / terbakar. Ibu - ibu ini kehilangan punca pendapatan. Setelah itu jualan gorengan tidak lagi laku karena peniaga sudah berselerak, menyebabkan pengunjung pasar juga berpencar. 



aduankita.web.id


Ramai peniaga yang terpaksa mencari jalan lain dan membiarkan lapak - lapak mereka menjadi kosong dan dijadikan orang tempat sampah. (Ib)






ADUANKITA.WEB.ID

aduanwargakita@gmail.com

Ulasan

POPULAR

Suarakan Lebih Kuat Lagi Israel Is Teroris

Tak Ada Pilihan Terpaksa Berani Sama Lembu

Terapkan Qanun Ada Imum Malah Membantah

Aceh Tetap Miskin Walau Anggaran Melimpah

Data Identitas Kita Berserak di Mana - mana

Sumur Bor Dan Berak Dalam Plastik